Cari Blog Ini

Selasa, 20 Maret 2012

JENIS-JENIS EJAAN DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)


KATA PENGANTAR




Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Diksi ilmu Bahasa Indonesia untuk perkuliahan. Makalah ini penulis susun berdasarkan pada Standar Isi 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang dapat menunjang mahasiswa untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Makalah ini penulis susun agar mahasiswa memiliki kemampuan dasar yang logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam mengembangkan pengetahuan yang ada dalam ilmu pendidikan Bahasa Indonesia. Ruang lingkup makalah ini mencakup: pengertian diksi, fungsi diksi, diksi dan gaya bahasa, ketepatan kata, kesesuaian kata, perubahan makna, denotasi dan konotasi, sinonim, idiomatik, kata tanya: di mana, yang mana dan hal mana, homonim, homofon dan homograf, kata abstrak dan kata konkret, kata umum dan kata khusus dan peristilahan serta definisi istilah.

Materi pelajaran ini disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu. Materi disusun dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Selanjutnya pada akhir bab, disajikan kesimpulan beserta daftar pustaka.

Berikut ini urutan penyajian makalah.
1.            Pendahuluan.
2.            Pendahuluan mengantarkan peserta didik untuk mengenal dan memahami materi yang akan dipaparkan sehingga dapat menarik peserta didik untuk belajar lebih jauh isi makalah.
3.            Pembahasan yang memuat informasi bagi mahasiswa dalam berlatih memecahkan masalah dan mengemukakan pendapat baik secara individu maupun berkelompok.
4.            Kesimpulan yang berisi ringkasan materi yang telah dibahas dan dipelajari  dalam tiap subbab.
5.            Petikan ilmu memuat sikap dan prilaku yang dapat diteladani oleh mahasiswa terkait dengan tema yang dipelajari. 

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, meskipun penulis telah berusaha menyusunnya sebaik mungkin. Oleh karena itu, kritikan dan masukan dari para pemakai makalah ini sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman, dosen, konsultan, editor, dan narasumber lainnya yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Selamat belajar, semoga sukses. Amin,



                                                                           Bukittinggi, 10 Desember 2010



                                                                                                     Penulis










BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang

Ejaan yang disempurnakan sangat penting untuk diketahui.  Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu memahami tata cara penulisan yang benar. Karena tata cara penulisan yang selama ini berlaku di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Dan sekarang ini telah ditetapkan system penulisan yang baru yang dikenal dengan sebutan ejaan yang disempurnakan.

B.            Identifikasi Masalah

Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa masalah yang menjadi bahan dasar penulis menulis makalah ini. Masalah tersebut diantaranya;  pemakaian ketepatan dan kesuaian kata yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disesuaikan (EYD) dalam ketentuan bahasa Indonesia, penggunaan dari diksi yang tidak sesuai dengan fungsi diksi.

C.            Pembatasan Masalah

Permasalah yang dikaji dalam makalah ini ialah sebagai berikut: pengertian diksi, fungsi diksi, diksi dan gaya bahasa, ketepatan kata, kesesuaian kata, perubahan makna, denotasi dan konotasi, sinonim, idiomatik, kata tanya: di mana, yang mana dan hal mana, homonim, homofon dan homograf, kata abstrak dan kata konkret, kata umum dan kata khusus dan peristilahan serta definisi. Dan karena keterbatasan dana dan waktu maka hanya sebatas inilah masalah yang dapat penulis jabarkan dalam makalah ini.

D.            Perumusan Masalah

Perlunya pembelajaran mengenai diksi dikarenakan oleh:
1.Banyaknya peserta didik yang masih belum mengetahui apa itu diksi.
2.      Banyaknya peserta didik yang tidak pandai menempatkan ketepatan dan kesesuaian pilihan kata dalam menggunakan bahasa Indonesia. 
Dari uraian diatas kita dapat merumuskan bahwa:
1.      Apakah yang dimaksud dengan diksi?
2.      Apa-apa sajakah yang termasuk kedalam diksi?
3.      Bagaimana cara kita menggunakan diksi dalam penulisan karya sastra dan kehidupan sehari-hari?
E.            Tujuan Penulisan

Tujuan penulis menulis makalah ini yakni untuk membantu menjelaskan kepada pembaca khususnya mahasiswa mengenai diksi. Dan tak hanya itu, penulis menulis makalah ini dengan tujuan untuk menuntaskan tugas demi meningkatkan nilai tugas pekuliahan bagi penulis.

F.             Manfaat Penulisan

Penulis membuat makalah ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittingi, terutama bagi penulis sendiri. Manfaat tersebut antara lain seperti, menjadikan mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa madani yang mampu memanfaatkan potensi individu dalam mengembangkan karya tulis, mengetahui tata cara penggunaan diksi dalam karya sastra secara optimal (sebaik mungkin), serta mengetahui apa yang dimaksud dengan diksi dan mengetahui bagian-bagian dari diksi itu sendiri.






 

BAB II

PEMBAHASAN

JENIS-JENIS EJAAN DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

 

 

1.            Pengertian Ejaan
Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi:
a.             Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)
b.            Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata dasar, kata ulang, kata majemuk, dan lain sebagainya.
c.      Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagiannya dengan mengunakan tanda baca.
2.            Ejaan Van Ophusyen
Ejaan Van Ophusyen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947. Ejaan ini merupakan karya Ch. A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van Ophusyen:
1.            Huruf /u/ ditulis /oe/.
2.            Koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata misalnya bapa’,ta’.
3.            Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di atas akhiran itu diberi tanda trema /”/.
4.            Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya.
5.      Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)
6.            Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :
a.             Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb.
b.            Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-sakit/,dsb.
c.             Dipisahkan, misalnya /anak-negeri/, dsb.
3.            Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri P dan K Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947 oleh sebab ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Siste ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk bahasa Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
1.            Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen berubah menada /u/.
2.            Tanda trema pada huruf /a/ dan /i/ dihilangkan.
3.            Koma ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan /k/ misalanya kata menjadi katak.
4.            Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5.            Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.
Contohnya :
a.             Berlari-larian
b.            Berlari2-an
6.            Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara
Contohnya :
a.             Tata laksana
b.            Tata-laksana
c.      Tatalaksana
7.      Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah, misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/ bukan /peraktek/, dsb.
4.            Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara. Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.
5.            Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 agustus 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk tahun 1966.
Secara lengkap ketentuan penulisan dengan ejaan yang disempurnakan dapat dipelajari dalam buku ‘Pedoman Umum EYD’. Yang dikemukakan dalam handout ini sangat terbatas karena hanya berdasarkan kesalahan umum yang sering dilakukan para siswa.

1.      Penulisan kalimat langsung:
-    Sebelum berangkat bapak berpesan, “Jaga rumah baik-baik, Bu!”
-    “Tujuan saya membuat penelitian ini,” katanya menjelaskan, “adalah untuk melengkapi skripsi saya.
-    “Saya kurang sependapat dengan Anda,” katanya. “Barangkali sebaiknya kita minta pendapat orang ketiga.
-    “Ketika pintu kubuka, kudengar adik berseru, ‘Mama, kakak pulang!’, dan letihku pun lenyap seketika,” ujar Rudy.
-    “Kalian dengar suara plung tadi?” tanya Pak Sofyan.
-    “Dengar, Pak!” jawab kami serempak.
2.      Penulisan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya :
-    Meskipun Rina beragama Kristen, ia membaca juga kitab Weda.
-    Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Tuhan Yang Mahakuasa, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
-    Kita hanya bisa mengharapkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Pengasih.
-    Masalah-masalah kekristenan dibahas secara mendalam dalam seminar itu.

3.            Penulisan gelar kehormatan:
-    Tidak seorang pun melupakan jasa-jasa Raden Ajeng Kartini.
-    Walaupun bergelar raden ajeng, ia tak pernah menyombongkan diri.
-    Pemimpin yang dihormati di Yogyakarta adalah Sultan Hamengku Buwono.
-    Negara kita dipimpin oleh seorang presiden.
-    Hasanuddin, sultan Makasar, digelari Ayam Jantan dari Timur.
-    Brigardir Jenderal Waluyo baru saja dilantik menjadi mayor jenderal.

4.            Penulisan nama bangsa, suku, bahasa, nama hari, bulan, tahun, dan peristiwa sejarah:
-    Bencana alam yang terjadi di Aceh merupakan peringatan dari Tuhan kepada bangsa Indonesia.
-    Ada banyak suku di Indonesia, misalnya suku Sunda, suku Dayak, maupun suku Jawa.
-    Di sekolah ini pelajaran bahasa Inggris sangat diutamakan.
-    Pada tahun 1997 yang lalu, hari Idul Fitri dan hari Natal sama-sama jatuh di bulan Desember.
-    Sejarah kekristenan pernah ternoda oleh peristiwa Perang Salib.

5.      Penulisan nama khas dalam geografi :
-    Di Indonesia terdapat banyak danau, salah satu yang terkenal adalah Danau Toba.
-    Jangan lengah jika kamu berada di jalan yang ramai itu karena kabarnya Jalan Diponegoro sering ‘makan’ korban.
-    Saat ini sungai-sungai di Kota Jakarta sudah tercemar, lebih-lebih Sungai Ciliwung.
6.      Penulisan nama lembaga, dokumen resmi, dan judul buku:
-    Semua undang-undang untuk mengatur negara ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
-    Kabarnya keberadaan Departemen Penerangan akan ditiadakan.
-    Ia salah seorang kandidat pemimpin sebuah departemen pemerintahan di republik ini.
-    Siapa pernah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”?
-    Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan

7.      Perbedaan penulisan antara kata depan dengan awalan di dan ke , serta partikel pun:
-    Letakkan barang ini di atas meja yang tinggi agar tidak dipegang-pegang oleh adikmu!
-    Diatas hal-hal yang berkaitan dengan materi, kita harus juga mengutamakan sesuatu yang bersifat rohani.
-    Ia pergi ke gereja untuk mencari kedamaian hati.
-    Siapa nama gadis yang duduk di sampingmu itu?
-    Disamping sebagai guru, ia dikenal juga sebagai artis.
-    Tidak seorang pun di tempat ini mampu melakukan hal itu.
-    Walaupun hujan, acara tetap berlangsung.
-    Sekalipun badannya besar, tetapi nyalinya kecil.
-    Sekali pun aku tak pernah pergi bersamanya.

8.      Penulisan kata gabung:
-    Bus antarkota itu setiap hari sarat penumpang.
-    Ayahnya seorang purnawirawan ABRI.
-    Setiap kata yang dianggap penting perlu digarisbawahi.
-    Kita harus menjadi remaja bertanggung jawab.
-    Pertanggungjawaban yang dibacakan presiden kurang memuaskan rakyat.
-    Semoga Yang Mahaesa mengabulkan doa Anda.

9.      Penulisan kata bilangan:
-    Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar tahun 60-an.
-    Uang lima ribuan kabarnya akan ditarik dari peredaran.
-    Saat ini Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono X.
-    Saya anak ke-2 dari tiga bersaudara.
-    Pada abad kedua puluh inilah puncak kemerosotan moral.
-    Lima puluh  peserta akan meramaikan acara itu.
-     Acara itu akan diramaikan oleh 50 peserta.

10.    Penulisan kalimat dengan tanda baca koma, titik koma, dan titik dua:
-    Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
-    Satu, dua, tiga, …mulai!
-    Fakultas itu mempunyai dua jurusan, yaitu Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
-    Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
-    Malam makin larut, tetapi anakku belum juga pulang.
-    Malam makin larut; anakku belum juga pulang.

11.    Penulisan kata yang memerlukan tanda hubung (-) :
         -  … telah dikenal sebagai alat pertahan-
            an yang canggih.
         -  … telah dikenal sebagai alat perta-
            hanan yang canggih.
         -  … telah dikenal sebagai alat per-
   tahanan yang canggih.
-    Pipinya yang kemerah-merahan itu sangat menggemaskan.
-    Para gubernur se-Indonesia berkumpul di tempat itu mengadakan pertemuan.
-    KTP-nya hilang dua hari yang lalu.

12.    Penulisan kalimat yang memerlukan tanda elipsis (…)
-    Kalau begitu … baiklah saya maafkan kamu.
-    Saya sudah mengerti bahwa….

13.    Penulisan kalimat dengan arti khusus atau bermakna konotasi :
-    Analisisnya terhadap puisi “Doa” karya Chairil Anwar benar-benar ‘mendalam’.
-    Jangan sampai kita ‘tercerabut’ dari akar budaya sendiri.










































BAB III
PENUTUP



A.          KESIMPULAN
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".





B.           SARAN

Dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan mwenjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.











































DAFTAR PUSTAKA



1.            Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar